2 Korban Muhyaro Berasal dari Cilacap dan Temanggung
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Upaya polisi mengungkap identitas dua korban tersangka penipuan pengganda uang, Muhyaro (41) mulai menemukan titik terang.
Dua warga yang masing-masing dari Temanggung dan Cilacap mengaku keluarga kedua korban.
Dua warga itu, telah melapor kehilangan keduanya ke Posko Ante Mortem Polda Jawa Tengah pada Selasa (31/7/2013) lalu.
Dari keterangan keduanya, penyidik menduga kedua korban Muhyaro bernama Sunaryo (39), warga Jl Kendeng, Kroya , Cilacap dan Nurudin warga Penggantan, Temanggung.
Istri Nurudin mengungkapkan, Nurudin dan Sunaryo sering pergi bersama-sama. "Terakhir pamit sekitar 22 bulan lalu, katanya pergi ke Windusari (Magelang) untuk menggandakan uang," kata Kasubbid Dokkes Polda Jateng AKBP Sumy Hastry saat ditemui di kantornya, Kamis (1/8/2013) siang.
Ciri-ciri yang diajukan oleh pihak keluarga antara lain Sunaryo memiliki pitak di belakang kepala, bekas luka di kaki kanan dan ada bekas luka di kepala.
Sedangkan, Nurudin mempunyai bekas luka kenalpot di betis, dan lebih pendek dari Sunaryo. Namun, ciri-ciri yang disebutkan tidak bisa langsung dipastikan karena kondisi jenazah sudah membusuk.
AKBP Sumy memperkirakan jenazah sudah dikubur empat bulan hingga enam bulan lalu karena masih ada jaringan kulit dan tulang belulang.
"Kalau di atas enam bulan sudah tinggal tulang belulang. Kalau Yulanda (Rif'an) sudah dikubur sekitar dua minggu hingga tiga minggu. Di sana busuknya lama karena dingin dan terjadi mumifikasi," kata Hastry menjelaskan.
Yulanda Rif'an alias Ifan, adalah dosen arsitektur Universitas Diponegoro yang jenazahnya ditemukan bersama dua korban Muhyaro lainnya. Ketiga jenazah, ditemukan di dekat rumah Muhyaro di lereng Gunung Sumbing, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Magelang.
Untuk memastikan akurasi data, polisi sudah mengambil sampel DNA dari anak Nurudin dan orangtua Sunaryo. Dari jenazah keduanya, Sumy mengambil tulang terbagus untuk diperiksa.
Pihaknya kesulitan mencocokkan identitas melalui gigi karena keduanya tidak punya background memeriksa gigi. Sidik jari pun sudah tidak ada. "Kami kirim ke Jakarta, nunggu hasil Labfor. Paling cepat dua minggu," jelasnya. (bbb/yan)
Sumber : TRIBUNNEWS.COM
Category: News
0 komentar