PONOROGO : Ada Tiga Pria di TKP Pembunuhan
Ada Tiga Pria di TKP Pembunuhan
KOTA – Harapan mengungkap kasus pembunuhan Frista Fransiska, 17, siswi SMKN I Ponorogo, agaknya tinggal bertumpu hasil uji DNA. Sebab, polisi belum juga menemukan titik terang jati diri pembunuh kendati sudah memeriksa 40 saksi. ‘’Belum ada perkembangan berarti, tetapi petunjuk sekecil apapun tetap kami dalami terus,’’ kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Misrun, kemarin (18/7). Dia menyebut kendala pengungkapan kasus pembunuhan gadis hamil tujuh bulan itu karena korban memiliki banyak teman dekat. Selain itu, Rista –sapaan Frista Fransiska—selama hidup terlalu tertutup menyimpan rahasia pribadinya ke keluarga maupun teman-temannya. ‘’Kami tetap melakukan pemeriksaan saksi-saksi sambil menunggu hasil tes DNA,’’ terang Misrun.
Pun, muncul petunjuk cukup berharga di saat-saat terakhir sebelum anak perempuan pasangan Saptoni dan Siti Fatimah, warga Kauman, itu ditemukan tewas mengenaskan di selokan, pada Jumat (12/7) malam lalu. Ada saksi yang melihat Rista dijemput seorang pria naik motor matik putih di depan warnet berjarak sekitar 500 meter dari rumahnya.
Saksi lain juga melihat dua lelaki naik motor Honda GL malam-malam berada di warung es degan Desa Maron, jalur Ponorogo-Wonogiri, tempat mayat korban ditemukan. Namun, motor matik putih sudah tidak terlihat di lokasi. Saksi melihat di TKP (tempat kejadian perkara) terdapat tiga pria. ‘’Dua remaja dan satu dewasa, kami sedang menelusuri plat nomornya’’ ujar sumber Jawa Pos Radar Ponorogo di internal kepolisian.
Sementara itu, Saptoni di depan penyidik mencurigai dua teman dekat anaknya yang sering menjemput ke rumah. Saptoni membantah terlibat, kebiasannya memanggil Fista pulang malam karena kangen seharian tidak ketemu. Korban selama ini tidur di ruangan terpisah yang bersebalahan dengan kamar ayahnya. ‘’Alibi semua saksi terus diuji,’’ masih kata sumber itu.
Seperti diberitakan, Rista ditemukan sudah menjadi mayat di selokan dengan empat luka tusuk dan bekas hantaman batu besar di wajah. Polisi akhirnya sengaja membongkar makam korban untuk mengambil sampel darah janin tujuh bulan di rahim korban sebelum dikirim ke Labfor Polda Jatim. Sebab, ayah jabang bayi itu diyakini sebagai pembunuh Rista. (dhy/hw)
Sumber : Radar Madiun
Category: News
0 komentar